Bandung – TomTom Traffic Index 2024 merilis daftar 500 kota termacet di dunia yang mencakup 62 negara dan 6 benua. Kota Bandung menempati posisi ke-12 dalam daftar tersebut atau kota termacet di Indonesia berdasarkan waktu tempuh rata-rata dan tingkat kemacetan yang tinggi.

Menanggapi hal ini, Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, mengatakan rendahnya penggunaan angkutan umum di Kota Bandung menjadi salah satu penyebab utama kemacetan. Banyak warga yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, yang menyebabkan kemacetan di berbagai jalan utama.

“Hasil dari World Bank juga penggunaan angkutan umumnya rendah, persoalannya di Bandung itu angkutan pribadi tinggi, pengguna angkutan (umum) masih di bawah 13 persen,” kata Koswara di Balai Kota Bandung, Sabtu (11/1/2025).

Koswara menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan ini. Ia mengajak warga Bandung untuk mulai mengurangi penggunaan kendaraan pribadi demi mengurangi tingkat kemacetan.

“Program utama adalah dukungan terhadap angkutan umum, kalau nanti 2025-2026 ada pembangunan sarana angkutan umum dan massal itu konsekuensi mengatasi kemacetan, jangan dibenturkan dengan angkutan pribadi lagi, kalau dibenturkan karena kepentingan yang punya mobil kapan selesainya,” ungkapnya.

“Ini harus punya kesadaran semua masyarakat, ini harus diubah pola pergerakannya dengan menggunakan angkutan umum,” tambahnya.

Seperti diketahui, saat ini Pemkot Bandung mendorong percepatan pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya. Rencananya konstruksi pembangunan jaringan BRT akan dimulai tahun 2025 mendatang.

“Di Bandung ada program BRT dan akan gunakan sebagian jalan yang ada, harus paham itu cara untuk menyelesaikan kemacetan, kalau mau Bandung enggak masuk dalam daftar termacet dunia,” jelasnya.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version