Breakingnewsbandung.comBogor, Jawa Barat | Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Pol Raden Slamet Santoso menghadiri kegiatan pelatihan dan sertifikasi petugas penindak pelanggaran (dakgar) lalu lintas gelombang III Tahun Anggaran 2024 di Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (5/12).

Menurut Brigjen Pol Slamet Santoso, pelatihan dan sertifikasi ini merupakan tindak lanjut dari 16 program prioritas Kapolri, salah satunya untuk meningkatkan kualitas SDM petugas penindak pelanggaran lalu lintas. Kegiatan ini diikuti oleh 100 personel dari seluruh Indonesia.

“Ini adalah upaya untuk meningkatkan kualitas penegakan hukum di lapangan. Saat ini, dari sekitar 20.000 petugas Polantas yang bertugas di seluruh Indonesia, hanya sekitar 2.600-an yang sudah tersertifikasi. Kami berharap jumlah ini terus meningkat,” ujar Brigjen Pol Slamet.

Lebih lanjut, Dirgakkum mengungkapkan bahwa dengan penindakan pelanggaran lalu lintas yang lebih baik, angka kecelakaan dapat dikurangi. Berdasarkan data, tahun 2023 tercatat hampir 152.000 kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia, dan sekitar 95% dari kecelakaan tersebut diawali dengan pelanggaran lalu lintas. Oleh karena itu, peningkatan kualitas petugas penindak pelanggaran diharapkan dapat menurunkan angka kecelakaan secara signifikan.

Selain penindakan manual atau teguran, Polri juga terus mengembangkan teknologi yakni sistem tilang elektronik (ETLE) yang kini telah terpasang di hampir 1.751 titik di Indonesia. Sistem ETLE ini meliputi kamera statis, portable, hand-held, dan on-board, termasuk kamera speed untuk mendeteksi kecepatan kendaraan. Dengan adanya sistem ini, diharapkan penindakan pelanggaran dapat dilakukan dengan lebih efisien dan profesional.

“Diharapkan dengan melakukan penindakan pelanggaran, kecelakaan bisa menurun dan pelanggaran lalu lintas juga dapat berkurang. Dengan demikian, budaya tertib hukum di masyarakat dapat meningkat, karena cermin budaya tertib lalu lintas adalah cermin budaya bangsa yang harus kita pegang,” jelasnya.

Brigjen Pol Slamet Santoso juga menyoroti bahwa sebagian besar korban kecelakaan lalu lintas berasal dari kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah, yang menjadi perhatian serius Polri.

“Hampir 85% orang yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas adalah golongan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Tentunya ini sangat memprihatinkan bagi kita semua. Ini sudah merupakan masalah luar biasa yang harus kita atasi. Oleh karena itu, Kapolri dan Kakorlantas menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia petugas penindak pelanggaran, termasuk sertifikasi penyidik laka. Kami berharap hal ini dapat memperbaiki keadaan, dan angka kecelakaan pada tahun 2024 ini, Alhamdulillah, berdasarkan pendataan IRSMS, sudah menunjukkan penurunan. Semoga ke depan angka kecelakaan terus menurun,” pungkasnya.

Sumber : Divisi Humas Polri

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version