Breakingnewsbandung.comBANDUNG | Tim Aakesh Vanasurya dari Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih juara 3 dalam Aircraft Innovation Competition pada acara tahunan Mechanical & Marine Engineering National Exposition (MMENE) 2024 yang diselenggarakan Universitas Indonesia (UI) pada Agustus-Oktober 2024. Tim diketuai Frenaldi Sam Faidiban (Teknik Mesin, 2022) serta beranggotakan Machzenora Bhayangkara (Teknik Dirgantara, 2023) sebagai Aerodynamics and Mechanical Designer, dan Oliviery Amadeo Eide Rusli (Teknik Mesin, 2023) sebagai Propulsion System Engineer.

Mengusung tema besar “Save Energy, Save Lives”, MMENE 2024 memfokuskan pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk mendukung target penurunan emisi karbon nasional.

Kompetisi ini bertujuan mencari inovasi desain pesawat tak berawak (Unmanned Aerial Vehicle atau UAV) yang lebih efisien dan berkelanjutan. Peserta diminta menciptakan solusi UAV dengan penggunaan material ringan serta sistem navigasi cerdas.

Tim Aakesh Vanasurya yang didukung oleh Aksantara ITB, Keluarga Mahasiswa Teknik Penerbangan (KMPN) ITB, Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ITB di bawah naungan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB membuat inovasi UAV dengan judul “Flying Wing Drone Powered by Solar Panel with CO2 Sensor for Aerial Reforestation and Monitoring Missions“.

Poster Tim Aakesh Vanasurya.

Proyek ini dirancang untuk mendukung misi reforestasi dan pemantauan lingkungan melalui penyebaran benih di area hutan yang terdegradasi. UAV menggunakan panel surya sebagai sumber energi utama untuk memperpanjang durasi penerbangan, dilengkapi sensor CO2 untuk memantau kondisi lingkungan.

Kerangka UAV Aakesh Vanasurya.

Beberapa terobosan terbaru yang mereka kembangkan dalam inovasi ini, yakni:

1. Konfigurasi Airframe Flying Wing

Desain tanpa ekor ini mengurangi drag hingga 80,6%, meningkatkan efisiensi aerodinamis, dan memungkinkan penerbangan lebih lama dibandingkan desain konvensional.

2. Propulsi dan Energi Surya

Propeller ditempatkan di wingtip untuk meminimalkan induced drag. Ditenagai oleh 64 panel surya, durasi terbang meningkat dari 74 menit (hanya baterai) menjadi 232 menit, dengan jangkauan hingga 251,58 km.

3. Misi Reforestasi Udara

UAV dilengkapi mekanisme seed bombing untuk menyebarkan benih secara presisi di area yang sulit dijangkau manusia. Misi ini diharapkan dapat mempercepat reforestasi dan membantu mengurangi emisi karbon dalam jangka panjang.

4. Sensor CO2 dan Kamera Multispektral

Untuk memantau efektivitas reforestasi, UAV dilengkapi perangkat telemetri dan sensor lingkungan, memudahkan pengumpulan data kondisi lahan sebelum dan sesudah penanaman.

Perjalanan menuju podium bukan tanpa tantangan. Tim menghadapi keterbatasan waktu karena bertepatan dengan masa UTS. Mereka harus bekerja malam hari di laboratorium Teknik Produksi ITB. Ketua tim, Sam, saat wawancara melalui platform Zoom pada Senin (2/12/2024) mengatakan, “Waktu adalah tantangan terbesar. Kami harus membagi fokus antara ujian, penelitian, dan lomba.”

Machzenora mengungkapkan, “Sistem aerodinamis dan CFD sempat menjadi kendala besar. Dengan bimbingan kakak tingkat Jonwin dan Bevan serta arahan dari dosen pembimbing, Pak Agoes, kami berhasil menyempurnakan model.” Deo menambahkan, “Saya banyak belajar soal sistem kelistrikan UAV. Banyak bertanya ke berbagai sumber untuk memastikan komponen mendukung misi kami.”

Anggota Tim Aakesh Vanasurya menunjukkan prototipe model UAV-nya dalam wawancara via Zoom.

Kerja keras mereka pun membuahkan hasil. Di babak final yang diadakan di UI Depok, tim mempresentasikan konsepnya di hadapan juri yang berasal dari kalangan akademisi dan praktisi. Meski sempat menghadapi miskomunikasi terkait beberapa poin presentasi, inovasi mereka tetap berhasil menarik perhatian.

Dalam pesan penutupnya, Sam menekankan pentingnya semangat kolaborasi dan eksplorasi teknologi baru. “Inovasi ini adalah langkah kecil menuju dunia yang lebih hijau. Harapan kami, proyek ini bisa dikembangkan lebih jauh untuk membantu Indonesia mencapai target emisi nol bersih,” ujarnya.

Machzenora menambahkan, “Meskipun kami belum sempurna, hasil ini membuktikan bahwa inovasi teknologi memiliki potensi besar dalam menyelesaikan masalah lingkungan global.”

Tim Aakesh Vanasurya dalam Proses Pembuatan UAV.

Tim berencana melanjutkan penelitian untuk menyempurnakan prototipe UAV mereka, termasuk meningkatkan stabilitas terbang dan optimalisasi payload. Mereka berharap inovasi ini dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan dalam misi konservasi lingkungan.

Selamat kepada tim Aakesh Vanasurya atas prestasi membanggakan ini!

Sumber : itb.ac.id

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version