Bandung – Sudah 10 hari banjir menggenangi kawasan Industri Sapan, Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Genangan banjir di titik itu tak kunjung surut. Banjir terjadi karena air tak tertampung saluran air di kawasan tersebut, sehingga air membanjiri akses jalan.
Minggu (1/12/2024) sekitar Pukul 12.00 WIB, genangan banjir itu dapat dilintasi semua jenis kendaraan. Namun khusus sepeda motor yang tidak dalam kondisi fit kendaraannya, untuk tidak melintas karena masih ditemukan sepeda motor yang mengalami mati mesin alias mogok.

Seperti diketahui, banjir yang terjadi di wilayah tersebut sudah terjadi sejak, Kamis (21/11) lalu. Genangan sempat turun pada, Rabu (27/11) namun naik kembali di malam harinya dan hingga hari ini belum surut.

Ketinggian air di jalan itu masih cukup tinggi dari mulai betis hingga lutut orang dewasa. Jika ingin memaksakan melintas di jalan ini, lebih baik matikan mesin dan tutup lubang knalpot dengan plastik atau lebih baik putar balik dengan mencari jalur alternatif.

Untuk jalan alternatif, bisa menggunakan Jalan Ranca Oray-Bodogol. Jalan alternatif itu bisa jadi pilihan bagi pengendara yang hendak menuju Kota Bandung dan sebaliknya.

“Banjirnya udah beberapa hari, lebih dari seminggu,” kata Intan kepada detikJabar.

Intan memilih menerobos genangan banjir, pasalnya jika putar balik memakan waktu lagi. “Kalau ke jalan alternatif jauh, jadi dipaksain aja,” tambah Intan.

Intan yang bekerja di Kota Bandung mengaku kesal jika banjir di jalan itu tak kunjung surut, karena jika genangan banjir sedang tinggi jalan itu tak bisa dilintasi semua jenis kendaraan.

“Kalau hari ini mending masih bisa diterobos, kalau lagi gede, saat harus muter. Jalannya banyak pilihan, bisa gunakan jalan alternatif sempadan Sungai Citarik keluar Gedebage,” ujar Intan.

“Bahkan kalau banjir lagi gede-gedenya, saya suka Jalan Rancaekek, nggak kebayang lamanya di jalan, ditambah macet dari Cileunyi ke Cibiru,” tambahnya.

Intan berharap, kepada pemerintah untuk memperhatikan kondisi banjir di jalan itu. “Semoga jadi perhatian aja,” tutur Intan.

Tak hanya Intan, Jaka juga mengaku kesal dengan kondisi banjir di jalan itu. Jaka menyebut di siang hari jalan bisa dilintasi, namun jika sudah diguyur hujan, ketinggian air pasti naik lagi.

“Jam segini bisa dilintasi karena debit airnya sedikit menurun, tapi kalau sore atau malam setelah diguyur hujan air naik lagi,” tuturnya.

“Saluran airnya buruk, rata dengan jalan, lihat saja,” gerutu Jaka.

Jaka juga berharap kepada pemerintah agar memberikan solusi untuk permasalahan banjir di jalan itu. “Kesel tiap hari gini terus, bukan terjadi hari ini, ini sudah tahunan, ga ada solusinya. Semoga ada solusi dan tidak dibiarkan,” pungkas Jaka.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version