BreakingNewsBandung.com Maraknya konten mengenai kesehatan mental di media sosial mempermudah masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi. Namun, fenomena ini juga dapat menjadi bumerang bagi pengguna media sosial. Banyaknya informasi yang beredar membuat kita perlu lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih konten yang tepat.

Agar tidak mudah terjebak dalam informasi yang keliru, Dokter dan Kreator Jaringan Fides, Farhan Zubedi, membagikan beberapa tips dalam memilih konten kesehatan mental yang dapat kamu temui di media sosial. Berikut penjelasannya:

1. Pastikan sumber kontennya terpercaya
Topik kesehatan mental adalah hal yang sangat serius dan tidak boleh dianggap enteng. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa informasi yang kamu terima berasal dari sumber yang terpercaya. Cari konten yang dikeluarkan oleh psikolog, dokter, atau ahli yang memiliki sertifikasi di bidangnya.

“Saya selalu pastikan bahwa sebelum membuat konten, saya mencari sumber yang valid, biasanya dari evidence-based medicine, agar informasi yang disampaikan lebih akurat,” ujar Farhan dalam Peluncuran Program Kesehatan Mental TikTok bersama WHO di Indonesia, di TikTok | Pos Aja! Creator House, Jakarta Barat, Kamis (14/11/2024).

2. Jangan mudah percaya pada konten berbasis pengalaman pribadi
Rasa ingin tahu yang tinggi terhadap isu kesehatan mental adalah hal yang positif. Namun, Farhan mengingatkan agar para pengguna media sosial tidak mudah menerima informasi secara mentah-mentah, terutama yang berbasis pengalaman pribadi.

“Setiap orang memiliki kondisi dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam menangani masalah kesehatan mental. Karena itu, saya tidak memberikan opini pribadi dalam konten saya. Saya lebih mengutamakan data dan penelitian yang objektif,” jelasnya.

3. Hindari konten yang memicu self-diagnosis
Apakah kamu pernah mencoba mendiagnosis gangguan kesehatan fisik atau mental hanya berdasarkan informasi yang kamu temui di internet? Jika ya, mulai sekarang hindarilah kebiasaan tersebut.

Farhan menekankan agar pengguna media sosial lebih cerdas dan selektif dalam mengonsumsi informasi. “Saya tidak pernah membuat konten yang mengarah pada diagnosa sendiri. Semua yang berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental, saya sarankan untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga ahli,” imbuhnya.

4. Selalu konsultasikan dengan ahli
Jangan ragu untuk mencari pertolongan atau sekadar berkonsultasi dengan profesional di bidangnya. Psikolog atau dokter lebih memahami kondisi pasien berdasarkan bukti medis yang ilmiah, sehingga kamu bisa mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kebutuhanmu.

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version