Bandung – Empat pasangan Calon Wali Kota Dan Wakil Wali Kota Bandung saling adu gagasan tentang upaya mereka untuk menyejahterakan para pelaku seni di Kota Bandung. Keempat paslon punya strategi masing-masing untuk menyejahterakan pelaku seni.
Hal itu terungkap saat paslon nomor urut 4, Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Ma’soem melempar pertanyaan kepada tiga paslon lain tentang strategi pemerintahan kota untuk mendukung komunitas seni dan budaya agar tetap berkembang di era modern.
Menjawab pertanyaan itu, pasangan calon nomor urut 1, Dandan Riza Wardana-Arif Wijaya menyebut kebudayaan harus dilihat sebagai motor penggerak ekonomi kreatif. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan badan promosi budaya di Kota Bandung.
“Jadi gak bisa mengesampingkan arti budaya itu sendiri. Kegiatan budaya negara harus hadir, yang saya sampaikan dari awal harus ada badan promosi haris diperkuat di Kota Bandung. Dulu sempat dikasih Rp 7 M, mungkin bisa ditingkatkan,” ucap Dandan saat debat terakhir Pilkada Kota Bandung, Selasa (19/11/2024).
“Kemudian memberikan ruang publik untuk mereka bisa berkreasi. Saya ada program 30 youth space di kecamatan dan juga bisa di ruang terbuka lainnya,” kata Dandan menambahkan.
Sementara paslon nomor urut 2 Haru Suandharu-Dhani Wirianata mengungkapkan, diperlukan pengamanan kekayaan intelektual para pelaku seni. Selain itu, kerjasama pentahelix juga diperlukan untuk menyejahterakan pelaku seni.
“Pengamanan kekayaan intelektual kan harus pakai biaya, gimana pemerintah mengalokasikan hibah supaya HAKI mereka diakui. Memperbanyak kajian budaya, kerjasama pentahelix dan luar negeri serta swasta,” tutur Haru.
Paslon nomor urut 3 Muhammad Farhan-Erwin juga punya strategi menyejahterakan pelaku seni. Farhan-Erwin menyebut kesejahteraan pelaku seni sudah diamanatkan dalam undang-undang. Karenanya, pemerintah harus hadir memihak pelaku seni di Kota Bandung.
“Maka kami apresiasi kepada yang telah memberikan BPJS Ketenagakerjaan ke musisi di Kota Bandung. Jadi kesejahteraan sangat mendasar dan dari situ kita lakukan perlindungan seperti HAKI,” singkatnya.
Menanggapi jawaban tiga paslon itu, Arfi-Yena menuturkan jika untuk menyejahterakan pelaku seni harus dibarengi dengan apresiasi atas karya-karyanya. Karena itu, Arfi-Yena bakal rutin menggelar berbagai event pertunjukan.
“Pelaku seni harus sejahtera sehingga kami akan mengadakan event dan pertunjukan di setiap sudut Kota Bandung dan kita bisa menampilkan seni budaya di Kota Bandung. Dan wisatawan akan merasakan mereka ada di bandung dan bandung memiliki seni budaya uang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Jadi identitas Bandung,” ucap Yena.
“Gabungan jawaban ketiga paslon jadi solusi yang baik bagi komunitas seni di Kota Bandung,” timpal Arfi.
Debat terakhir Pilkada Kota Bandung 2024 digelar KPU di The Trans Luxury Hotel Bandung. Debat berlangsung pada Selasa (19/11/2024) pukul 19.00 WIB.
Debat diikuti oleh empat pasang calon wali kota dan wakil wali kota, yakni Dandan Riza Wardana-Arif Wijaya (nomor urut 1), Haru Suandharu-Dhani Wirianata (nomor urut 2), Muhammad Farhan-Erwin (nomor urut 3) dan Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Ma’soem (nomor urut 4).
Pasangan Dandan-Arif diusung PDIP dan Partai Demokrat, pasangan Haru-Dhani diusung PKS dan Gerindra, pasangan Farhan-Erwin diusung Partai NasDem, PKB, Partai Gelora dan Partai Buruh sementara pasangan Arfi-Yena diusung Partai Golkar, PSI, PAN, Hanura dan Partai Garuda.
Debat berlangsung selama 150 menit, membahas isu debat yakni Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Pembangunan Sumber Daya Manusia Sosial Kebudayaan. Tema debat terakhir Pilwalkot Bandung 2024 ialah ‘Strategi Mewujudkan Bandung Kota yang Kreatif, Inklusif, dan Sumber Daya Manusia yang Maju dan Berkebudayaan’.
KPU Kota Bandung mengangkat 5 sub tema debat, yaitu ekonomi kreatif investasi dan daya saing daerah, aksesibilitas pendidikan dan kualitas SDM, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat rentan kondusifitas sosial, pelayanan infrastruktur pelayanan kesehatan, serta moderasi beragama dan kemajuan kebudayaan.
Dikutip dari ( Detikjabar.com )