Breakingnewsjabar.com – BANDUNG -|Lingkaran Survei Indonesia Denny JA kembali merilis hasil survei yang dilakukan periode 31 Oktober sampai 4 November 2024 untuk pemilihan gubernur Jawa Barat 2024, Jumat (8/11/2024) di Hotel Grand Preanger.
Pilgub Jabar tahun ini diikuti empat pasangan calon, yakni Acep Adang Ruhiat dan Gitalis Dwi Natarina nomor urut 1, Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja nomor urut 2, Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie nomor urut 3, dan Dedi Mulyadi dengan Erwan Setiawan nomor urut 4.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah menyampaikan bahwa pihaknya melakukan survei ini dengan mendata sebanyak 800 responden menggunakan multistage random sampling secara wawancara tatap muka, dengan margin of error 3,5 persen.
“Insya Allah hasil yang kami sampaikan ini tak akan mengurangi akurasinya sejauh metodologinya itu ketat dilakukan oleh surveyor hasilnya akan sama baik 800 responden, 1.200 responden atau lebih banyak lagi. Tapi, yang membedakannya hanya margin of errornya,” kata Toto, Jumat (8/11/2024) di Hotel Grand Preanger, Kota Bandung.
Berdasarkan hasil survei itu, jumlah pemilih di Jabar paling banyak ialah di wilayah Bogor sebanyak 3,9 juta pemilih disusul Kota Bandung.
Toto pun menambahkan, hasil survei ini memperlihatkan bahwa sosok Dedi Mulyadi masih menjadi sosok yang unggul dibanding sosok lainnya.
“Jika belum dipasangkan calon, nama Dedi Mulyadi tertinggi dengan raihan 75 persen, disusul Ahmad Syaikhu 8,4 persen, Acep 4,3 persen, dan Jeje 3,3 persen.
“Sedangkan swing votersnya 9 persen. Lalu, jika kondisinya sudah dipasangkan, maka paslon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan masih menjadi yang tertinggi dengan perolehan 74 persen dan berpotensi menang secara fenomenal.
“Berikutnya, paslon Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan 12 persen, Acep-Gita 6,5 persen, dan Jeje-Ronal 5,3 persen, serta swing voter 1,6 persen,” ujarnya.
Raihan suara Dedi Mulyadi-Erwan hanya terjadi penurunan sedikit dari simulasi personal yang di angka 75 persen menjadi 74 persen.
Sebaliknya, kata Toto, paslon ASIH yang sebelumnya 8,4 persen bisa naik menjadi 12 persen.
Kenaikan itu terjadi karena adanya sumbangan elektoral dari Ilham Habibie tetapi belum signifikan.
Disinggung terkait alasan pemilih memilih sosok calon di Pilgub Jabar 2024, Toto menyebut umumnya karena alasan paslon itu sudah dikenal sekitar 25 persen, sedangkan alasan suka terhadap kinerja sebesar 17 persen. Angka itu untuk sosok Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.
Sedangkan paslon ASIH dipilih karena alasan tertinggi itu kepribadiannya sebesar 31,3 persen dan hanya kenal sekitar 9,4 persen. Sementara untuk paslon Jeje-Ronal tertinggi, disebabkan pemilih suka pada partai pengusungnya sebesar 19 persen.
“Pemilih cair (soft supporter) yang angkanya 31,2 persen bisa diperebutkan siapa saja di Pilgub Jabar. Sebab, pemilih kategori strong supporter alias yang tak goyah sampai hari H, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan sebesar 55,4 persen menjadi modal kuat atau bisa dikatakan pemilih militan. Tinggal mereka (pemilihnya) mau tidak datang ke TPS untuk mencoblos,” ujar Toto.
Sedangkan untuk paslon ASIH strong supporternya sebesar 6,3 persen, Acep-Gita 3,8 persen, dan Jeje-Ronal 3,3 persen.
Kata Toto, bila soft supporter itu bisa terkonsolidasi ke pasangan Asih pun, peluang mereka tetap kecil untuk memenangkan Pilgub Jabar lantaran angka yang diperoleh paslon Dedi-Erwan.
“Sebab, soft supporter hampir enggak mungkin ke satu paslon tapi pasti terpecah. Belum lagi kalau dilihat dan membaca prilaku pemilih ada kecenderungan pemilih bakal condong ke yang berpotensi menang.
“Bila itu paradigma yang terbangun, maka bukan mustahil soft supporter bakal lari ke sosok pemenang itu,” ujarnya.
Paslon Dedi-Erwan berdasarkan hasil survei tersebut banyak dipilih oleh seluruh latarbelakang suku, seperti Sunda, Jawa, dan Betawi. Begitu pula halnya dari segi pendidikan cenderung memilih ke paslon Dedi-Erwan terkonsolidasi suaranya.
“Segi dapil pun, dari dapil 1 sampai dapil 15, paslon nomor 4 ini terkonsolidasi kokoh suaranya, sedangkan paslon lainnya tak ada perlawanan, kecuali di dapil 5 (Sukabumi dan Kota Sukabumi) itu yang ke Acep-Gita sebesar 10 persen,” ujarnya
Keunggulan Dedi-Erwan pun terlihat dari pemilih partai, misalnya PDIP yang mempunyai paslon sendiri yakni Jeje-Ronal, namun pemilihnya memilih Dedi-Erwan sebesar 71,8 persen, dan PKS pun demikian di mana sering dianggap pemilihnya militansi dengan base 12 persen, ternyata memilih Dedi-Erwan 39,6 persen.
“Hal yang sama PKB di mana punya calon sendiri, Acep-Gita, suara pemilih PKB condong ke Dedi-Erwan 62,1 persen. Pileg dan Pilkada itu jelas berbeda. Kalau Pilkada lebih ke kekuatan personal alias figur.
“Beberapa kasus sudah teruji, di mana calon yang didukung oleh partai kecil sejuah figurnya kuat maka tetap bisa menang. Dan sebaliknya, dukungan dari partai besar bisa kalah kalau figurnya tak menonjol,” kata Toto.
Dedi Mulyadi menjadi sosok dengan angka popularitas tertinggi dari semua nama, yakni 92,1 persen dan tingkat kesukaan 88,8 persen.
“Kemudian, Gitalis populer 46,4 persen dengan kesukaan 72,4 persen, Ronal popularitasnya di angka 35,9 persen dan kesukaannya 68,6 persen, Ilham Habibie populernya 32,7 persen dan kesukaan 72,5 persen, Syaikhu tingkat keterkenalannya 30,6 persen dan kesukaan 65,7 persen, Acep 23,9 persen populernya tapi kesukaan 59,7 persen, Erwan 22,4 persen populernya dan 70,4 persen kesukaannya, sedangkan Jeje 22 persen populernya tapi kesukaan 63,1 persen.
“Intinya, Dedi Mulyadi paling populer dan paling disukai di antara semua nama. Lalu, tak kalah penting, isu kondisi saat ini di Jabar yang dikeluhkan masyarakat ialah 29,3 persen kurangnya lapangan pekerjaan, 19,1 persen tingginya harga sembako, serta 16,19 persen masalah infrastruktur yang masih buruk,” katanya.