Breakingnewsbandung.com – Curug Cilengkrang, salah satu obyek wisata alam yang terkenal di Kabupaten Bandung, kini menghadapi nasib yang memprihatinkan. Sejak merebaknya pandemi Covid-19, jumlah pengunjung di lokasi wisata ini mengalami penurunan drastis, yang berdampak langsung pada pendapatan warga sekitar yang mengandalkan sektor pariwisata.
Sebelum pandemi, Curug Cilengkrang menjadi tujuan favorit bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam serta suasana sejuk pegunungan. Namun, sejak tahun 2020, pembatasan sosial dan kebijakan kesehatan yang diterapkan untuk mencegah penyebaran virus menyebabkan kunjungan wisatawan menurun tajam. Hal ini diakui oleh para pengelola dan masyarakat setempat yang sebelumnya mendapatkan pemasukan dari tiket masuk, penyewaan alat, hingga penjualan makanan dan minuman.
Kondisi ini diperburuk oleh minimnya pengelolaan dan promosi dari pihak pengelola wisata. Banyak fasilitas yang rusak dan kurang terawat, sementara potensi alam yang ada tidak dimanfaatkan secara optimal. “Sebelum pandemi, kami bisa mendapatkan pemasukan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sekarang, semuanya serba sulit,” ujar salah satu warga yang berjualan makanan di sekitar curug.
Para warga berharap agar pemerintah daerah dapat memperhatikan dan meningkatkan pengelolaan obyek wisata ini. Mereka berharap, dengan pengelolaan yang baik, Curug Cilengkrang bisa kembali menjadi daya tarik bagi wisatawan, sehingga pendapatan masyarakat sekitar pun dapat meningkat kembali.
Beberapa inisiatif telah mulai dilakukan, seperti perbaikan jalur akses dan promosi di media sosial, namun tantangan masih besar. Masyarakat sekitar berkomitmen untuk menjaga kebersihan dan kelestarian alam, berharap hal ini bisa menarik kembali pengunjung dan menghidupkan kembali perekonomian lokal.
Dengan semakin membaiknya situasi pasca-pandemi, diharapkan Curug Cilengkrang dapat bangkit kembali dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat setempat serta para pengunjung yang ingin menikmati keindahan alamnya.
Kondisi Air yang Kurang Memengaruhi Daya Tarik Wisata
Selain penurunan jumlah pengunjung dan minimnya pengelolaan, Curug Cilengkrang juga menghadapi masalah serius terkait kondisi air yang semakin menurun. Musim kemarau yang berkepanjangan dan perubahan iklim berdampak pada debit air yang mengalir di curug ini. Pengunjung yang datang diharapkan bisa menikmati keindahan air terjun yang memukau, tetapi kini curug terlihat lebih kering dan tidak seindah sebelumnya.
Kondisi ini membuat wisatawan merasa kecewa dan mengurangi minat mereka untuk berkunjung. “Dulu, airnya deras dan jernih, jadi banyak pengunjung yang datang untuk berfoto dan bersantai. Sekarang, debit airnya jauh berkurang, dan itu membuat suasana di sini jadi kurang menarik,” kata salah satu pengunjung yang datang baru-baru ini.
Dampak dari berkurangnya debit air juga dirasakan oleh para pedagang dan usaha kecil yang bergantung pada kunjungan wisatawan. “Kami berharap ada solusi untuk mengatasi masalah ini, seperti penanaman pohon atau program konservasi air, agar keindahan alam dapat terjaga,” ungkap seorang pedagang.
Masyarakat setempat berharap pihak pemerintah dan instansi terkait dapat melakukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, edukasi kepada pengunjung tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan juga sangat diperlukan. Dengan upaya bersama, diharapkan Curug Cilengkrang bisa kembali menjadi destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan.
Dengan kombinasi pengelolaan yang baik, pemulihan ekosistem, dan peningkatan daya tarik obyek wisata, Curug Cilengkrang diharapkan dapat bangkit dari keterpurukan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat sekitar. Masyarakat berkomitmen untuk menjaga keindahan alam yang dimiliki dan berharap dukungan dari semua pihak untuk mewujudkan hal tersebut.