Bandung – Lintang Satya Putra, seorang remaja berusia 16 tahun asal Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Dalam ajang GAMMA World MMA Championship U-16 2024, Lintang meraih medali emas setelah mengalahkan atlet asal Amerika Serikat, Christopher Rahn, pada partai final yang digelar di BSD Tangerang, Selasa, 10 Desember 2024.
Kesuksesan Lintang tidak lepas dari dukungan dan bimbingan ayahnya, Lili Uday, yang juga merupakan pelatihnya. Dalam wawancara dengan detikJabar, Kamis (12/12/2024), Lili menceritakan perjalanan panjang Lintang hingga mencapai puncak prestasi ini.
“Final hari Selasa kemarin, kalahkan atlet Australia di semifinal dan atlet Amerika di final. Lintang tampil untuk bela Indonesia, asalnya dari BFA Ibun dan TC-nya di UNJ Jakarta,” kata Lili dihubungi detikJabar, Kamis (12/12/2024).
Lintang bukan pendatang baru di dunia olahraga bela diri. Sebelum meraih kesuksesan di MMA, ia telah berprestasi di cabang wushu sejak duduk di bangku kelas 4 SD. Saat ini, Lintang sedang menempuh pendidikan di kelas 10 SMA Negeri 1 Majalaya.
“Kalau kejuaraan dunia emas pertama buat Lintang, kalau nasional sudah sering,” ujarnya.
“Dia mulai berlatih wushu di Ibun sejak kelas 4 SD dan suka ikut kejuaraan nasional, alhamdulilah. Lalu kejurnas MMA amatir dan sebelumnya dia sering kejuaraan wushu, jadi dari wushu ke MMA,” sambungnya.
Medali emas di GAMMA World MMA Championship ini menjadi prestasi dunia pertama bagi Lintang. Namun, di tingkat nasional, ia sudah sering memenangkan berbagai kejuaraan.
“Saya merasa bangga, dia disiplin dan latihannya rajin, mental untuk bertanding dan semangatnya maksimal,” tambahnya.
Menurut Lili, target Lintang di 2025 mendatang mempertahankan medalinya dan ke depannya bisa tampil di kelas senior atau profesional.
“Target mempertahankan medali emasnya, 2025 nanti Juli di Brazil. Target tertinggi ya di senior di usia 18 ke atas dan profesionalnya UFC. Mudah-mudahan bisa tampil di panggung tertinggi UFC,” jelasnya.
Tak mudah menurut Lili bagi Lintang bisa merebut medali emas di kejuaraan itu. Latihan yang ketat menjadi kunci keberhasilannya. “Saya tekankan salat 5 waktu, rajin berlatih dan ikuti arahan pelatih dan semangat,” pungkasnya.