Breakingnewsbandung.com – Giat Dede Farhan Aulawi saat memberikan motivasi sekaligus wawasan dunia kepariwisataan bagi kelas 12 di SMK Pariwisata Yapin Kosgoro kota Cirebon. Pada kesempatan ini dijelaskan Peluang dan Tantangan Dalam Pengembangan Pariwisata Indonesia. Termasuk motivasi belajar siswa agar memiliki ambisi untuk berprestasi, dan bukan sekedar asal lulus. Berbagai aspek, seperti manfaat ekonomi dari pariwisata, peringatan terhadap bahaya lingkungan, ekonomi, dan sosial yang ditimbulkan oleh pariwisata, hingga adaptasi melalui pariwisata alternatif untuk mendukung UMKM dan pembangunan kepariwisataan dalam skala besar.
Bila merujuk pada data Travel & Tourism Development Index dari World Economic Forum, Indonesia berada di urutan 8 di Asia Pasifik. Bahkan, Forbes meletakkan Indonesia di urutan pertama untuk kategori The Most Beautiful Country in the World. Artinya dunia mengakui keindahan yang dimiliki Indonesia, dan sekaligus menjadi modal dalam pengembangan setiap potensi kepariwisataan. Sektor pariwisata juga dapat menunjang pemberdayaan dan perekonomian masyarakat dikarenakan melibatkan dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Partisipasi masyarakat menjadi elemen penting sekaligus pemicu tantangan pengembangan wisata khususnya wisata baru di daerah – daerah, sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah masing – masing. Jadi basis dan model pengembangannya didasarkan atas potensi yang dimiliki, baik melalui konsep wisata produktif, wisata edukatif, wisata kreatif, wisata atraktif, ataupun wisata tantangan atau minat khusus. Disinilah pentingnya konsep pegembangan yang berbasis pada gotong royong masyarakat (Community Based Tourism Development) yang merupakan ciri khas dari konsep yang dikembangkan oleh Prawita GENPPARI sebagai organisasi Pegiat Ragam Wisata Nusantara yang selama ini konsisten mendorong kemajuan pariwisata Indonesia tanpa harus membebani keuangan pemerintah.
Sosialisasi dan pemberian motivasi dapat mempengaruhi peningkatan partisipasi masyarakat namun juga menghasilkan tantangan berupa perbedaan cara pandang masyarakat. Dengan demikian, diperlukan akses partisipasi dan pembagian peran masyarakat dalam mengelola, memelihara dan menerima manfaat dari setiap tujuan wisata yang ada di wilayahnya. Dan jangan lupa juga bahwa keberhasilan atau kegagalan pariwisata sangat bergantung pada tindakan politik dan administratif, bukan hanya pada keahlian ekonomi atau bisnis wisatanya semata.
Selain itu, ditekankan juga kemajuan pembangunan kepariwisataan sebagai fungsi dari kemajuan sektor lainnya. Termasuk mengaitkan pembangunan kepariwisataan dengan visi misi Indonesia 2045, yang mencakup transformasi sosial, ekonomi, tata kelola, supremasi hukum, stabilitas, dan ketangguhan diplomasi. Dalam konteks kepariwisataan Indonesia 2045, penting untuk menerapkan peralihan dari boosterism ke knowledge-based. SDM pariwisata dinilai sebagai kunci, dengan penekanan pada hospitality, penelitian, studi, dan pendidikan pariwisata.
Kebutuhan untuk mengubah cara pandang terkait prioritas destinasi, strategi pengembangan, dan keterlibatan masyarakat, harus tetap mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan pemajuan budaya.